Senin 15 Apr 2013 22:06 WIB

Siswa di Bandung Iri UN Tidak Serentak

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
 Siswa SMK mengikuti Ujian Nasional di SMK Negeri 8 Jakarta Selatan, Senin (15/4).   (Republika/Agung Supriyanto)
Siswa SMK mengikuti Ujian Nasional di SMK Negeri 8 Jakarta Selatan, Senin (15/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Siswa SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten Bandung merasa iri penyelenggaran Ujian Nasional (UN) tidak serentak di Indonesia. Sebab, dikhawatirkan mendapat kisi-kisi soal.

Siswa SMA N 1 Margahayu, Ane trisna wijaya (17 tahun) mengatakan yang belum UN lebih enak karena mempunyai waktu belajar yang lebih lama. "Ke depan UN harus bareng jadi tidak ada sirik," ujarnya usai mengikuti UN hari pertama, Senin (15/4). 

Tiara Dinda Sari Naftali (18 tahun) menambahkan jika ada keterlambatan pendistribusian soal UN di wilayah lain tetap harus dibarengkan. UN merupakan ujian negara yang seharusnya dilakukan serentak.

Penyelenggaraan serentak, menurutnya akan mencegah protes. Mirna Budiyanti (18 tahun) menilai gambaran soal akan kelihatan dari omongan orang.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Margarahayu, Amin Wijaya, berpendapat penyelenggaraan UN harus serempak. Menurutnya, kekhawatiran jika tidak serempak adalah takut bocor. "Menyayangkan, harusnya bersama-sama," kata dia.

Menurutnya, Kementerian pasti sudah mempertimbangkan tidak serempaknya penyelenggaraan UN. Namun, dia berharap lebih baik semuanya diundur kecuali terjadi bencana di suatu wilayah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana, mengatakan penyelenggaraan UN yang tidak serempak merupakan kebijakan Kementerian. Di Provinsi Jawa Barat, penyelenggaraan sesuai jadwal. Menurutnya, pengunduran penyelenggaraan UN merupakan hal biasa dan terjadi jika perangkat belum siap.

Sementara itu, menanggapi kebocoran soal yang mungkin terjadi, menurutnya itu tidak mungkin. Sebab, kisi-kisi dan soal yang diujikan berbeda. Dia juga mengatakan UN merupakan hal biasa bukan sakral. Namun, yang biasa terjadi adalah tidak bisa menerima jika tidak lulus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement