Jumat 19 Apr 2013 15:01 WIB

Juli 2013 Pemerintah Introduksi Vaksin Pentavalent

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi
Foto: Antara
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mulai Juli 2013 pemerintah melakukan introduksi vaksin baru berupa vaksin pentavalent. Vaksin ini meliputi Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis, dan Haemophilus influenza tipe b. Vaksin ini menggantikan vaksin DPT-HB (Difteri, Pertusis/batuk rejan, Tetanus, dan Hepatitis B).

''Hal ini untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak dalam rangka pencapaian MDGs. Pemberiannya pada usia yang sama dengan pemberian DPT-HB (diberikan tiga kali, pada usia dua, tiga, dan empat bulan). Vaksin Hib berguna untuk mencegah penyebaran bakteri Hib di dalam darah (bakteriemia, infeksi saluran nafas berat (pneumonia dan radang otak (meningitis),'' kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam rilisnya, Jum'at (19/4).

Pada sidang World Health Assembly (WHA), telah disepakati bahwa minggu terakhir April merupakan Pekan Imunisasi Dunia (PID). Tahun ini, tema PID adalah “Protect Your World – Get Vaccinate”. Sementara itu, Indonesia mengusung tema “Imunisasi Lindungi Anak Indonesia dari Wabah, Kematian atau Kecacatan”. Dalam rangka PID 2013, program imunisasi akan fokus untuk meningkatkan cakupan imunisasi dengan melakukan berbagai kegiatan.

Langkah ini ditujukan untuk mengajak seluruh komponen pemerintah, lembaga-lembaga swadaya nonpemerintah, dunia usaha para profesi dan masyarakat agar bersama-sama merapatkan barisan untuk melindungi dunia dengan imunisasi.

Dikatakan Nafsiah, program imunisasi sudah terbukti berhasil mengeradikasi penyakit cacar di Indonesia sejak 1976 dan kasus polio liar sudah tidak pernah ditemukan lagi di Indonesia sejak 2006. Kematian akibat campak juga mengalami penurunan yang tajam, yaitu sebesar 87 persen dari sekitar 10.300 kasus (tahun 2000) menjadi kurang dari 2.000 kasus (2012).Imunisasi juga berhasil menekan angka kematian ibu dan anak yang diakibatkan oleh tetanus menjadi kurang dari 1 per 1.000 kelahiran hidup.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

(QS. Al-Baqarah ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement