Jumat 19 Apr 2013 17:22 WIB

Hari Kelima, Fransiskus Masih Betah di Menara Sutet

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Citra Listya Rini
Warga Todabelu, NTT, Fransiskus berdiam diri di atas tower sutet yang dipanjatnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin (15/4)
Foto: Republika/Prayogi
Warga Todabelu, NTT, Fransiskus berdiam diri di atas tower sutet yang dipanjatnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin (15/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fransiskus hingga hari ini masih betah bertahan di atas menara sutet di depan Proyek Senen, Jakarta Pusat. Hari ini merupakan hari kelima si pria pemanjat menara sutet itu bertahan di atas menara setinggi 50 meter.

Maria, kerabat Fransiskus yang biasanya menunggu di bawah menara juga tidak terlihat. Sementara itu, dua orang polisi dari Polsek Senen masih setia menjaga Fransiskus.

"Dia enggak pernah turun, kita jaga 24 jam," kata Ruslan, salah satu polisi yang bertugas di Jakarta, Jumat (19/4).

Menurut Ruslan, petugas secara bergiliran menunggu Fransiskus siang dan malam, meski cuaca sedang hujan sekalipun. Tiap dua jam sekali para petugas bergantian menunggu Fransiskus.

Ruslan mengaku heran bagaimana Fransiskus bertahan hingga lima hari di atas menara tanpa makanan dan minuman yang cukup. Sebab saat pertama naik menara, Fransiskus hanya membawa bekal tiga potong roti dan dua botol air mineral.

Fransiskus merupakan warga asal Kelurahan Toda Belu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ia telah menaiki menara sutet sejak Senin (15/4) dini hari WIB.

Aksinya tersebut dilakukan untuk memprotes PLN yang tidak juga membayarkan uang pembebasan lahan seluas 2,5 hektare di kampungnya yang dijadikan tempat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Fransiskus diketahui juga pernah memanjat menara sutet di kawasan Senayan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu dan bertahan selama empat hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement