Senin 22 Apr 2013 17:03 WIB

Perlambatan Investasi Asing Diwaspadai

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Investasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi selama kuartal pertama 2013 mencapai Rp 93 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 30,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012 senilai Rp 71,2 triliun.

"Itu menunjukkan meningkatnya investasi kita," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa kepada wartawan seusai menghadiri serah terima jabatan menteri keuangan di kantor Kementerian Keuangan, Senin (22/4). 

Terkait perlambatan realisasi penanaman modal asing (PMA), Hatta menilai hal itu wajar mengingat kondisi perekonomian global belum sepenuhnya pulih. Namun, pelaksana tugas menteri keuangan ini meyakini akan ada peningkatan realisasi investasi di tiga kuartal selanjutnya.

"Tapi, memang ada tanda-tanda investasi itu menurun. Itu sesuatu yang harus kita waspadai dan kita jaga," kata Hatta. 

Untuk mengatasi perlambatan realisasi investasi ini Hatta menyebut percepatan perbaikan dan penyelesaian daftar negatif investasi (DNI) menjadi salah satu sasaran yang harus segera diselesaikan. Di samping dengan berbagai macam insentif fiskal untuk mendorong investasi. 

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang PS Brodjonegoro menambahkan pihaknya mendorong investasi asing yang bersifat intermediate.  Dalam artian investasi yang direalisasikan diharapkan mendekati ke sisi hulu, alih-alih hilir. "Kalau sekarang hilirnya yang berkembang.  Kalau intermediate sudah bagus, kita dorong ke hulu," tuturnya.

Bambang menjelaskan dalam mendorong investasi dapat diupayakan dari sisi fiskal. Meskipun demikian bentuk insentif yang akan diberikan masih dalam pembahasan internal Kemenkeu.  Selain insentif, Bambang mengatakan investasi dapat meningkat apabila didukung oleh iklim investasi yang baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement