REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Muliaman D Hadad mendorong perbankan kelas menengah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini seiring dengan tujuan BEI yang menargetkan 30 emiten baru.
"Kami akan dorong bank kelas menengah dengan aset Rp 500 miliar untuk melakukan initial public offering," ujar Muliaman usai melakukan pertemuan dengan direksi BEI di Jakarta, Senin 922/4).
Tahun ini minat investor terhadap pasar modal Indonesia cukup tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan kelas menengah tersebut untuk mendapatkan sumber pendanaan terkait pengembangan kinerja usahanya.
Sosialisasi terhadap manfaat IPO tersebut tidak hanya dilakukan kepada perbankan yang menurut Muliaman jumlahnya cukup besar tersebut. Namun juga ke perusahaan pembiayaan, dana pensiun, dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Menurutnya banyak sekali perusahaan yang menjadi anggota Kadin memiliki kinerja baik. Dengan melakukan IPO perusahaan tersebut juga dapat menambah kapitalisasinya dan bertransformasi menjadi perusahaan terbuka yang berkinerja baik.
Muliaman menambahkan ia juga akan melakukan pembicaraan dengan Menteri BUMN untuk hal serupa. Banyak sekali perusahaan BUMN yang berpotensi untuk bergabung dengan BEI dan menambah variasi saham.
Awal tahun lalu Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan tidak ada satu perusahaan milik negara yang akan melantai di bursa. Sebelumnya dikabarkan dua perusahaan pelat merah akan melakukan IPO, yaitu PT Pos Indonesia dan PT Pegadaian. Namun dalam pertemuan beberapa menteri diputuskan kedua perusahaan tersebut tidak akan diprivatisasi.