REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPORE -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan mendesak pemimpin Myanmar untuk menghentikan kekerasan Buddha melawan Muslim. SBY mengatakan, konflik tersebut dapat memicu permasalahan bagi Muslim di berbagai wilayah lain.
SBY mengunjungi Myanmar pada Selasa (23/4). Kunjungan tersebut tepat sebulan setelah sekitar 43 orang Muslim dibunuh oleh gerakan Buddha di pusat kota Meikhtila, terletak 80 mil (130 km) ke arah utara dari Naypitaw.
"Jika tidak disampaikan, dampaknya tidak bagus untuk Myanmar, bahkan untuk Indonesia dengan mayoritas Muslim, "ujar SBY pada Thomson Reuters Newsmaker di Singapura.
Akhir-akhir ini, Myanmar dalam kondisi tenang usai pengerahan polisi tentara oleh Pemerintah Myanmar untuk meredakan situasi. Penyelidikan yang dilakukan Reuters menunjukkan, kekerasan tersebut diorganisir dengan baik. Sementara pemerintah dan aparat keamanan diam.
"Saya akan mendorong Myanmar untuk menyelesaikannya dengan bijak dan cara yang patut. Mencegah suhu dan kekerasan. Kami di Indonesia siap untuk mendukung mereka untuk meraih harapan tersebut,"ujarnya.
SBY akan bertemu dengan Presiden Thein Sein dalam kunjungannya selain menandatangani nota kesepahaman untuk perdagangan beras. Hari ini, SBY sudah bertolak ke Myanmar.