REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi Indonesian Super League (ISL) mengaku tak melakukan evaluasi setelah terjadinya insiden pemukulan wasit dalam pertandingan. PT LI pun mengaku tidak bisa menjamin insiden serupa tak akan terjadi lagi.
Sebelumnya, pemain Persiwa Wamena Edison Pieter Rumaropen melakukan tindakan indisipliner dalam pertandingan melawan Pelita Bandung Raya (PBR), Ahad (21/4). Ia memukul wasit Muhaimin hingga berdarah karena tak terima dengan keputusan hukuman penalti yang diterima Persiwa. Sang pengadil lapangan itu pun tak bisa melanjutkan tugas pada laga yang berujung kekalahan Persiwa 1-2.
Sekretaris PT LI Tigor Shalom Boboy mengatakan, kompetisi sudah memiliki regulasi yang harus diikuti setiap peserta dan ada sanksi bagi yang melanggar. Karena itu, PT LI hanya akan menjalani prosedur penjatuhan sanksi yang diserahkan sepenuhnya kepada Komisi Disiplin PSSI.
Tigor menuturkan, PT LI juga tidak perlu melayangkan surat resmi kepada klub-klub agar para pemainnya tak lagi berbuat onar saat menjalani pertandingan. "Tidak ada evaluasi. Yang pasti akan ada sanksi atas tindakan indispliner oleh Komdis PSSI," kata Tigor kepada Republika, rabu (24/4).
Ia berharap para pemain bisa menahan emosi agar tidak melakukan protes berlebihan. "Tidak ada yang bisa menjamin hal itu (insiden pemukulan) tidak terjadi lagi. Itu semua bermuara kepada pemain," ucapnya.
Sebelumnya, dua pemain LSI telah dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI karena melakukan tindakan indisipliner. Pemain Persisam Samarinda Lancine Kone dan pemain Barito Putera Mekan Nasirov dikenai dengan masing-masing Rp 50 juta.