REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Duta Badan Zakat Nasional Anggito Abimanyu mengatakan pembayaran zakat harus lebih praktis dan mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga pengumpulan zakat bisa lebih optimal.
"Saya melihat pembayaran zakat itu kurang praktis, mungkin karena itu orang-orang menjadi malas untuk mengurus karena harus mengisi formulir terlebih dahulu," ujar Anggito saat ditemui usai menjadi pembicara dalam workshop internasional tentang zakat di Bogor, Senin.
Saat ditanya kecilnya jumlah pengumpulan zakat dibanding potensi zakat yang ada menurut Anggito salah satunya karena belum praktisnya mekanisme pembayaran zakat.
"Tercatat memang jumlah zakat yang terserap baru kecil, tapi kita tidak tahu yang tidak tercatat berapa. Kendala utama kenapa daya serap zakat rendah saya tidak tahu persis tapi saya melihat itu tadi pembayaran zakat belum praktis," katanya.
Menurut Anggito sudah saatnya pembayaran zakat lebih praktis sehingga memudahkan masyarakat untuk membayar zakat tanpa dibebani oleh urusan lainnya.
Dengan adanya form pembayaran pajak dan zakat menjadikan pembayaran zakat lebih praktis. Namun masih banyak masyarakat yang belum memahaminya.
"Dengan adanya terobosan ini jadi lebih praktis. Pembayaran juga kalo bisa online biasanya orang kalau mau bayar zakat disuruh ngisi foam itu tidak mau. Harusnya pembayaran zakat sudah bisa lewat atm, lebih memudahkan lagi," katanya.
Anggito mengatakan untuk memudahkan pembayaran zakat bisa dilakukan melalui kantor-kantor, setelah gaji keluar bisa dipotong langsung 2,5 persen dari pendapatan.
"Seperti di Kementerian Agama juga begitu setelah penghasilan keluar langsung dipotong 2,5 persen, jadi tidak repot-repot bayar zakat," katanya.
sumber : Antara