REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polisi menangkap sembilan orang mahasiswa yang tergabung dalam Komite Buruh Mahasiswa Bergerak (Kobar). Mereka dianggap sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh, di depan Gedung Grahadi, Rabu (1/5).
Keributan terjadi antara mahasiswa dengan satuan perikat pekerja dari seluruh kawasan industri di Jawa Timur. Mahasiswa dan buruh terlibat adu jotos.
Kesembilannya yakni, Bistri, Vegas, Fikri, Hendriks, Dirga, Aburahman, Zani, Prabowo, dan Wildan. Mereka kemudian digiring ke selasar Barat Gedung Grahadi.
Bistri (22) mahasiswa Unair mengatakan, dirinya hendak memisahkan rekannya yang terlibat perkelahian. Namun, justru dirinya yang diamankan.
"Saya juga tidak paham kejadian awalnya, namun yang jelas salah satu rekan kami, Aldi, tersayat senjata tajam, lalu kami terjadi perkelahian," kata Bistri merinci kronologis kejadia pada Republika.
Zani (21) mengatakan, awalnya dia dan puluhan rekan Kobar lainnya tengah berada di atas truk sambil berorasi. Dari sana, dia melihat, dengan sengaja seorang anggota buruh yang diduga dari FSPMI mengeluarkan senjata tajam dan melukai Aldi.
"Saya tidak tahu alasannya, tapi melihat hal itu, kami akhirnya langsung turun dari truk dan merelai peristiwa tersebut," ujarnya.
Dia juga sempat merasa kesal, karena saat pihaknya melaporkan peristiwa itu ke petugas keamanan, petugas kepolisian tidak melakukan pergerakan. Karena itu, dia dan beberapa rekannya kemudian merelai Aldi, meski akhirnya justru terjadi perkelahian.
Selain kesembilan mahasiswa, seorang buruh dari serikat pekerja Mojokerto juga ikut diamankan.
Saat ini, pihak Diresnarkoba Polda Jatim tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kesembilan mahasiswa tersebut. Adapun pemeriksaan yang dilakukan melalui tes urine, karena dikhawartirkan terlibat penyalahgunaan narkoba.