REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Situasi perang masih terjadi di sebagaian wilayah Afghanistan. Sedikitnya tercatat tujuh tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas dalam serangan dan ledakan bom di wilayah selatan Kandahar.
Kepala Kepolisian Kandahar, Jenderal Abdul Razeq mengatakan ledakan terjadi di Distrik Maiwand, Sabtu (4/5). Korban ledakan dialami pasukan dari Amerika Serikat (AS) yang mengakibatkan sedikitnya lima diantaranya tewas.
''Pasukan NATO sedang menyisir kawasan tambang di Maiwand,'' kata Razeq seperti dilansir Al Jazeera, Ahad (5/5).
Razeg mengungkapkan ledakan kali ini menggunakan perangkat sederhana (IED). Tapi, skala ledakan menewaskan tentara dalam jumlah yang tidak sedikit.
Al Jazeera melaporkan ledakan tersebut disusul dengan serangan kelompok bersenjata. Merasa kurag jumlah, pasukan NATO yang bertahan dilokasi tempur meminta bantuan. Pasukan awal yang datang adalah dua personil militer Afghanistan.
Personel yang tergabung dalam Afghan National Army Soldier itu ternyata juga ikut tewas. Juru Bicara Gubernur Provinsi Kandahar, Faisal Javi mengatakan peristiwa tersebut adalah terburuk sepanjang 2013. Pemerintah meyakini serangan tersebut adalah aksi dari kelompok Taliban.
BBC News melansir NATO telah mengirimkan 49 peti mati jenazah para serdadunya ke negara asal selama 2013. Tercatat 37 peti mati diantaranya adalah jenazah tentara AS. Angka tersebut diyakini akan bertambah sampai akhir penarikan pasukan NATO dari negara itu 2014 mendatang.