Senin 06 May 2013 17:01 WIB

Kasus Penembakan di Sorong Papua Temui Titik Terang

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Citra Listya Rini
Peta Papua. (Ilustrasi)
Peta Papua. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Kepolisian akhirnya mampu melakukan tindak lanjut pemeriksaan pada kasus kematian dua orang warga Sorong, Papua Barat yang terjadi pada Rabu (1/5). Polda Papua menyatakan tim penyidik yang awalnya dilarang mendekati lokasi terjadinya penembakan pada malam perayaan masuknya Irian ke wilayah NKRI ini telah berhasil melakukan pemeriksaan.

Dalam prosesnya polisi mengaku telah menemukan banyak bukti yang mengindikasikan perayaan malam itu bukanlah seperti yang disebutkan. Justru kegiatan yang dihadiri oleh ratusan warga di Kelurahan Aimas, Kabupaten Sorong Papua Barat ini diduga diprakarsai oleh organisasi sparatis tertentu.

"Setelah sempat dilarang warga setempat untuk melakukan penyelidikan pada Sabtu (4/5) kami akhirnya berhasil masuk ke lokasi tewasnya dua orang korban. Setelah dilakukan pemeriksaan kami menemukan ratusan senjata, baik api maupun tajam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes I Gede Sumesta ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (6/5). 

Gede memaparkan dari lokasi yang dijadikan tempat kegiatan tersebut, polisi mengamankan satu pucuk senjata api jenis FN, ratusan amunisi berbagai kaliber dan ratusan senjata tajam seperti parah dan panah. Tak hanya itu, polisi juga mendapati banyaknya atribut-atribut dan pakaian loreng yang berlambang suatu gerakan separatis Papua.

"Dari hasil penyelidikan, hari ini Senin (6/5) kami melakukan pengembangan dan menetapkan enam orang warga sekitar sebagai tersangka," ujar Gede.

Gede berujar para tersangka berinisial, AS, HS, KK, OK, YM, OK,  ini dijadikan tersangka atas dugaan kepemilikan senjata. Ia menambahkan, terkait kematian dua orang warga pada Rabu lalu, pemeriksaan akan berangkat dari keterangan para tersangka kepemilikan senjata ini.

Ditemui secara terpisah, Koordinator Badan Pekerja Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekeran (KontraS) Haris Azhar mengecam keras aksi penembakan tersebut. Dalam kejadian tersebut, justru kecurigaan mengarah kepada aparat. 

Pasalnya, berhembus kabar bahwa kegiatan perayaan masuknya Irian ke Indonesia ialah topeng belaka. Muncul dugaan aksi tersebut justru merupakan kegiatan memperkukuh semangat berdirinya Organisai Papua Merdeka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement