REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pos polisi lalu lintas di perempatan Mitra Batik, Tasikmalaya, Jawa Barat dilempar bom. Pelempar bom rakitan dan penusuk polisi diindentifikasi terkait jaringan terorisme. Dikabarkan, satu tewas ditembak dan satu lainnya masih diburu.
Menanggapi hal ini, Kepala Polri, Jenderal Polisi Timur Pradopo mengatakan ancaman terorisme masih ada. "Terakhir tadi malam terjadi dinamika di wilayah Tasik. Artinya ancaman-ancaman itu baik kepada masyarakat maupun petugas selalu ada," katanya saat ditemui di Kantor Presiden, Selasa (14/5).
Ia mengatakan aparat terpaksa melumpuhkan pelaku karena dianggap telah mengancam jiwa petugas dan masyarakat. Dalam upaya penangkapan, pelaku sempat menyodorkan senjata dan pistol.
Kapolri mengatakan penangkapan-penangkapan jaringan teroris terus dilakukan. Sampai saat ini dari beberapa kota, sudah ada 12 teroris yang dilumpuhkan. Upaya penyelidikan pun, Kapolri melanjutkan, terus dilakukan.
"Sekarang lagi kita harus bisa amankan negara ini dari ancaman terror. Kemudian keterlibatan masyarakat harus dioptimalkan. Keselamatan juga harus diperhitungkan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, pos polisi lalu lintas di Perempatan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya, dilempar bom oleh seorang pelaku yang memakai motor.
Pelaku pelemparan bom tewas di tempat setelah ditembak anggota polisi karena sempat akan menembak dengan mengeluarkan senjata rakitan, setelah melarikan diri ke Jalan Cipedes—berjarak sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara.
Tim Gegana berhasil menjinakkan bom rakitan jenis pipa tersebut setelah bom dibawa ke Mako Polres Tasikmalaya Kota dari lokasi kejadian.