REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua lembaga survei yang melakukan penghitungan cepat (quick count) terhadap hasil pemungutan suara Pemilukada Bali memperoleh hasil berbeda.
Karena perolehan suaranya beda tipis, belum bisa ditetapkan siapa pemenangnya."Kami tidak berani menyimpulkan siapa yang menang. Masyarakat hendaknya menunggu penghitungan manual dan pengumuman KPUD Bali," kata Deni Irvani Peneliti di Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dalam hitung cepat yang dilakukannya, SMRC memperoleh hasil penghitungan sementara pasangan Puspayoga-Sukrawan (PAS) dengan 50,31 persen, sedangkan Pastika-Sudikerta (Pasti-Kerta) dengan 49,69 persen.
Sementara itu, penghitungan cepat yang dilakukan Indonesia Research Centre, Pasti-Kerta menang dengan 50,01 persen, sedangkan PAS 49,99 persen.
Deni mengakui, penghitungan cepat yang dilakukannya punya margin eror sekitar dua persen. Karena itu, dengan 400 TPS yang disurvei di delapan kabupaten dan satu kota di Bali - dengan selisih penghitungan cepat kurang dari satu persen - dia tidak berani menyatakan hasil penghitungan itu bisa dijadikan pegangan.
Calon petahana, Made Mangku Pastika di Sekar Tunjung Centre meminta para relawan pendukungnya, untuk terus mengawal hasil pemungutan suara. Sampai KPUD Provinsi dan KPUD Bali mengumumkan hasil pemungutan suara secara resmi. "Yang penting kita harus terus menjaga keamanan Bali," kata Pastika.
Sementara itu Puspayoga meminta semuanya tetap tenang dan menunggu hasil penghitungan manual. "Tapi saya berterimakasih terhadap masyarakat yang telah mendukung kami," katanya.