REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Pelaksanaan elektronik tiketing di Stasiun Besar Bogor yang rencanakan akan diujicobakan pada 20 Mei ini diprediksikan akan molor menyusul belum selesainya pemasangan alat tiket elektronik tersebut.
"Persiapan belum semua tuntas baru 70 persen saja," kata Wakil Kepala Stasiun Besar Bogor, Sahlan, di Bogor, Jumat. Sahlan menyebutkan kesiapan 70 persen tersebut mencakup gerbang elektroni, pintu masuk dan loket.
Sementara itu, kendala ada pada bangunan stasiun yang masih seperti biasa. Pintu-pintu masuk ke stasiun masih terbuka belum tersentralisasi.
"Kondisinya masih seperti biasa, peralatan memang sudah ada yang dipasanf, tapi belum semuanya, apalagi pintu-pintu masuk belum tersentralisasi," katanya.
Menurut Sahlan, pada penerapan tiket elektronik tersebut pintu masuk stasiun akan disentralisasi artinya hanya ada satu pintu masuk dan keluar.
"Nanti pintu masuk keluar hanya satu, jalur-jalur masuk stasiun lewat pintu tikus akan ditutup, selama inikan stasiun belum tersentralisasi, banyak pintu untuk bisa masuk stasiun, kedepan tidak lagi," katanya.
Sahlan mengaku pesimis pelaksanaan elektronik tiket akan terkendala karena masih banyaknya peralatan yang belum disiapkan.
Rencananya penerapan elektronik tiket KLR akan diberlakukan Juni, sedangkan uji cobanya akan dilaksankan 20 Mei ini.
Sahlan mengatakan, dalam pengerjaan elektronik tiketing bukan menjadi tanggungjawab Stasiun Besar Bogor selaku pengelola. Sehingga pihaknya tidak dapat mengawasi atau mempercepat persiapan elektronik tiket.
"Kita (Stasiun Bogor) hanya pengelola, pengerjaan elektronik tiket ada di PT KCJ," katanya.
Sementar itu, pantauan di lapangan, kondisi di Stasiun Besar Bogor masih seperti biasa, tidak ada tanda-tanda perubahan adanya penerapan elektronik tiket.
Di pintu utama dan belakang Stasiun Bogor memang terlihat sudah terpasang dua gerbang elektronik. Sementara sejumlah pintu-pintu masuk menuju stasiun masih tetap terbuka sehingga setiap orang bisa masuk dari mana saja ke stasiun.