REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Pertamina (Persero) bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo melakukan operasi pasar. Langkah ini dilakukan untuk memotong mata rantai kelangkaan gas elpiji ukuran tabung 3 kilogram (kg), dan menekan lonjakan harga di atas normal.
Penggelontoran perdana bahan bakar gas tersebut, langsung ke masyarakat. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 123.560 tabung elpiji 3 kg disalurkan langsung ke warga Kota Solo melalui operasi pasar yang digelar sejak Kamis (16/5) hingga Sabtu (18/5).
Salah satu titik yang terjamah operasi pasar, yakni Kelurahan Gandekan. Di sini, Pertamina menerjunkan satu unit mobil bak terbuka dengan kapasitas 216 tabung elpiji 3 kg.
Sekretaris Hiswana Migas Solo, Andi Firman, menyatakan, operasi pasar digelar guna merespon keluhan masyarakat atas tak terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas dalam beberapa hari terakhir. Meskipun sebenarnya Pertamina telah menambah pasokan hingga seratus persen dari alokasi harian pada Selasa (14/5) dan Rabu (15/5) lalu.
Dalam operasi pasar yang hanya digelar kemarin, warga diperbolehkan membeli elpiji 3 kg lebih dari satu tabung. Adapun satu tabung elpiji dibanderol dengan harga Rp 14 ribu.
Sementara, Jumat (17/5) dan Sabtu (18/5), Pertamina rencana kembali menambah pasokan elpiji 3 kg sebanyak seratus persen dari alokasi harian. ''Harapannya tambahan ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,'' ujarnya.
Salah seorang warga Gandekan, Sri Wahyuni (40), mengaku, tiap tiga hari membutuhkan dua tabung elpiji 3 kg untuk operasional usaha. Saat elpiji langka seperti sekarang, ia rela membeli elpiji 3 kg seharga Rp 17 ribu per tabung. Bahkan, lantaran kesulitan stok, warung makan yang dikelola terpaksa harus ditutup sementara menunggu ketersediaan elpiji.