REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) saat ini sedang fokus mengembangkan program pondok pesantren vokasional (fokus pengembangan keterampilan dan kewirausahaan).
Direktur Pondok Pesantren Kemenag Ache Saefudin mengatakan program pondok pesantren vokasional ini sudah menjadi program Kemenag.
Pondok Pesantren yang masuk dalam program vokasional itu, selain memberi keterampilan para santri dengan kewirausahaan, santri memiliki tanggung jawab sosial.
"Kita berikan bantuan pesantren yang memiliki kemampuan kewirausahaan sesuai dengan potensi geografis Pesantren," kata Ache kepada Republika, sesaat setelah pengajian akbar dan istighosah kubro di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 7, di Cijeruk, Bogor, Jumat (17/5).
Ache mengatakan, Pondok Pesantren Assiddiqiyah 7 merupakan bagian dari pesantren Assiddiqiyah yang diasuh oleh KH. Noer Muhammad Iskandar.
Pesantren Assiddiqiyah 7 ini memiliki keistimewaan program vokasional, yakni di bidang peternakan, pertanian dan budidaya ikan air tawar. Setidaknya ada puluhan hewan ternak dari sapi dan kambing, sawah dan beberapa kolam ikan air tawar yang dipelihara di pesantren ini untuk dikelola oleh santri.
"Para santri kemudian dididik untuk memiliki keterampilan kewirausahaan dan memberikan manfaat kepada santri dan warga sekitar," ujarnya.
Pesantren Assiddiqiyah 7 ini sangat cocok untuk pengembangan peternakan, pertanian dan perikanan. Karena letak geografis pondok ini yang berada di kaki gunung salak dengan iklim yang dingin.
Selain Pesantren Assiddiqiyah 7, kata dia, ada puluhan pondok vokasional lain yang telah dikembangkan di seluruh Indonesia.
Baru-baru ini, telah dikembangkan pesantren khusus program pengembangan air daur ulang di daerah Kubu Raya, Kalimantan Barat. Di daerah sana memang mengalami kesulitan air bersih karena menggunakan air payau dari gambut.