REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bank Indonesia cabang Jawa Barat-Banten Dian Ediana Rae mencatat, selama tiga bulan pertama tahun ini terdapat 6.149 lembar uang palsu yang ditemukan di Wilayah Jawa Barat selama triwulan I-2013.
Jumlah temuan tersebut mengalami penurunan sebesar 40,3 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 10.302 lembar.
Begitu juga, kata dia, secara nominal jumlah uang palsu yang ditemukan mengalami penurunan dari Rp 865,02 juta pada triwulan IV-2012 menjadi Rp429,88 juta atau turun sebesar 50,3 persen (q to q).
Nominal pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan adalah uang pecahan besar yaitu pecahan Rp100.000 sebanyak 2.706 lembar atau 44,01 persen. Sedangkan pecahan Rp50.000 sebanyak 3.085 lembar atau 50,17 persen dari total bilyet uang palsu yang ditemukan.
Dikatakan Dian, sebagai upaya untuk menanggulangi peredaran uang palsu tersebut, Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan security features uang yang dicetak dan terus memberikan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada semua lapisan masyarakat.
''Salah satunya, dengan menggencarkan iklan layanan masyarakat mengenai 3D yaitu Dilihat, Diraba dan Diterawang,” katanya.