Oleh Aldian Wahyu Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar waktu subuh, ratusan pengendara motor melaju ke arah yang sama. Mereka didominasi oleh para lelaki. Sekumpulan orang itu terdiri dari anak berumur enam tahun hingga kakek berusia 90 tahun.
Setiap rumah yang dilewati sebagian orang membuka pintu dan mengarah ke tujuan yang sama. Jumlah orang itu semakin lama semakin banyak. Mereka berhenti. Sampailah sekumpulan orang itu ke tempat yang dituju. Masjid.
Banyak yang tak saling mengenal tetapi mereka semua berbaur. Tak hanya berbaur mereka pun langsung melakukan kegiatan positif secara bersama-sama. Tak kenal bukanlah kendala melakukan kebaikan secara bersama-sama.
Kebiasaan subuh berjamaah secara nomaden atau berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya sudah dimulai sejak 1999.
Jamaah subuh keliling ini melingkupi wilayah Citayam dan sekitarnya hingga ke Kabupaten Bogor yang diketuai oleh Haji Ishak Ismail. Saban Ahad, mereka melakukan kegiatan beragama berjamaah berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya.
Kegiatan keagamaan ini dicetuskan oleh Habib Ali Assegaf. Menurut Ishaq, dia dan Haji Asmat dipilih untuk menjadi kordinator di beberapa wilayah yang dipegangnya sekarang ini. "Dari awal hingga kini, sudah sekitar 400 minggu kegiatan subuh keliling ini diadakan,’’ kata dia.
Ketika pertama kali diadakan, jamaah subuh keliling ini langsung menarik perhatian masyarakat. Setiap hari Ahad hingga kini, jamaah yang ada bisa mencapai lebih dari 400 orang.
Motivasi awal, kegiatan ini, menyatukan jamaah untuk beribadah bersama sekaligus agar pertemanan dan pengetahuan semakin luas. Tujuan utama dari kegiatan ini, sebagai ajang silaturahim, beribadah secara berjamaah, dan menambah pertemanan.
Para jamaah biasa memulai ibadah dengan mengaji yasin dan beberapa bacaan lainnya sebelum shalat Subuh. Setelah selesai shalat subuh dilanjutkan dengan ceramah hingga sekitar 06.00 WIB.
Ishak memiliki harapan, akan semakin banyak orang yang mengikuti kebiasaan subuh keliling itu. Dengan semakin banyak saudara seiman yang ikut berpartisipasi akan semakin banyak teman dan sahabat.
Menurut dia, banyak jamaah yang berkenalan di acara itu namun terus berlanjut hingga ke kegiatan lainnya. Perkawanan tentunya melapangkan rezeki lebih luas dan lebih banyak.
Namun dia melarang orang yang memiliki agenda politik untuk berbicara di hadapan para jamaah. "Tak ada bendera, yang ada hanya tiada tuhan selain Allah,’’ jelas dia. ‘’Kami batasi yang ingin berkampanye.’’
Apabila berminat mengikuti jamaah subuh keliling ini, sekretariatnya bertempat di Jalan Raya Pasar Rebo, no 99 Depok. Tempat itu terletak di belakang Tia Mart dekat Bina Insani Munawarrah, Citayam, Depok.
Berjamaah dalam kebaikan betul kebiasaan yang baik. Hal ini tentunya mengembalikkan kata jamaah ke konsep awal, yakni kebajikan. Pasalnya, sudah kerap kali termuat kata jamaah yang bergabung dengan kata negatif. Semisal, korupsi berjamaah.