Selasa 21 May 2013 16:23 WIB

Ridwan Kamil: Bandung Butuh Revolusi!

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
Ridwan Kamil.
Foto: IST
Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era penjajahan Belanda, Kota Bandung dikenal dengan julukan Paris van Java. Namun, sekarang, keindahan Bandung tidak lagi berbekas. Hanya kemacetan, kesemrawutan, dan kekumuhan yang bisa didapat ketika menginjakkan kaki ke Kota Kembang. 

Atas dasar itu, calon wali kota Bandung, Ridwan Kamil tergerak untuk melakukan perubahan. Bergandengan dengan Oded M Danial, pasangan yang diusung PKS dan Gerindra itu memiliki optimisme untuk bisa menang dalam pemilihan pada 23 Juni mendatang. 

Ia menilai, kalau rezim lama terus berkuasa, segenap masalah di Bandung tidak akan selesai. Karena konsep pembangunan yang selama ini diusung pemda hanya sekadar rutinitas tanpa menyentuh inti persoalan.

"Bandung butuh revolusi. Kalau pertarungan ini bisa dimenangkan, kita melakukan pencerahan," kata Ridwan saat berkunjung ke Harian Republika, Selasa (21/5). 

Menurut dia, perubahan selalu di tangan pemuda. Karena itu, ia yakin bakal ada revolusi pembangunan di Bandung pada 2013.

Arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, masalah Bandung sudah sangat kompleks. Misalnya, populasi warga Bandung sebanyak 2,4 jiwa. Setiap harinya mereka menghasilkan sampah rumah tangga yang masih dikelola secara konvensional. 

Alhasil, di berbagai sudut kota, terlihat tumpukan sampah menggunung. Belum lagi banyak titik jalan berlubang yang dibiarkan tidak ditambal lantaran menunggu proyek setiap setahun sekali. 

Beberapa masalah itu membuat Ridwan tergerak untuk menciptakan inovasi agar peradaban Bandung bisa pulih. "Penanganan macet tetap menjadi prioritas," katanya. 

Ia juga ingin mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis kampung yang mengandalkan kreativitas karya warga. Selain itu, penambahan ruang terbuka hijau (RTH) dari 10 persen menjadi 30 persen menjadi salah satu harapan yang ingin diwujudkannya agar Bandung menjadi kota beradab.

Berdasarkan pengamatannya, Pemkot Bandung tidak pernah menciptakan inovasi, hanya terlihat sibuk menjalankan program rutin. Pola pikir pemerintah hanya berorientasi untuk menghabiskan anggaran. 

Contoh konkretnya soal dana bantuan sosial. Karena itu, ia tidak kaget ketika KPK memeriksa wali kota Bandung terkait penggunaan APBD. "Membangun Bandung itu membangun peradaban, bukan hanya proyek."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement