REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) mengakui empat warga negaranya tewas dalam serangan pesawat tanpa awak sejak 2011. Insiden itu terungkap dalam surat yang ditujukan kepada Komite Peradilan Senat, Eric Holder membela diri telah membunuh Anwar al-Awlaki.
Holder menegaskan kematian Awlaki, seperti dua orang lainnya tidak secara khusus ditarget oleh AS. Pengungkapan itu datang pada saat Presiden AS Barack Obama bersiap untuk berpidato kontraterorisme dan program drone, Kamis (23/5).
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Obama akan mendiskusikan mengapa penggunaan drone sah dan perlu. Pengungkapan pembunuhan di Yaman dan Pakistan menandai pengakuan pertama ke publik atas kematian warga AS dalam serangan pesawat tak berawak.
"Presiden mengarahkan saya untuk mengungkapkan informasi tertentu yang sampai sekarang telah diklarifikasi," tulis Holder dikutip BBC.
Awlaki yang lahir di AS terbunuh dalam serangan misil dari pesawat udara di Yaman pada September 2011. Otoritas AS mengumumkan kematiannya tapi tidak mengungkap dia terbunuh oleh drone. Samir Khan, naturalisasi warga AS yang memproduksi majalah online yang berideologi al-Qaeda juga terbunuh dalam serangan yang sama.
Jude Kenan Mohammad, yang merupakan warga Carolina Utara dan berayah Pakistan, ditangkap pada 2008 di Pakistan setelah masuk ke negara tersebut. Berdasarkan pengakuan, dia tewas dalam serangan drone pada November 2011 di Pakistan.