Senin 27 May 2013 14:26 WIB

Sebagai Junior, Ganjar Pranowo Hormati Senior

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Citra Listya Rini
Pasangan cagub dan cawagub Jateng nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) dan Heru Sudjatmoko (kanan) saat mengikuti debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jateng, di Semarang, Jumat (10/5) malam.
Foto: Antara/R. Rekotomo
Pasangan cagub dan cawagub Jateng nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) dan Heru Sudjatmoko (kanan) saat mengikuti debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jateng, di Semarang, Jumat (10/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tetap menganggap Bibit Waluyo dan Hadi Prabowo sebagai senior yang bisa dijadikaan 'nara sumber'. Termasuk pedoman untuk menghimpun masukan guna membangun Jawa Tengah lima tahun ke depan.

Bibit, yang masih tercatat sebagai Gubernur Jawa Tengah, menurut Ganjar masih menjadi figur yang relevan untuk diajak berdialog dan berbagi pengalaman. Pun, Hadi Prabowo, yang pernah mengemban tampuk pimpinan pemerintahan sebagai Sekretaris Daerah Pemimpin Provinsi Jawa Tengah.

Sikap menghormati kedua seniornya itu ditunjukan Ganjar usai dinyatakan unggul pada Pilgub Jawa Tengah 2013 versi berbagai hitungan cepat. Hari ini, Senin (27/5), Ganjar menyambangi Hadi dan Bibit. 

Kali pertama, Ganjar mengunjungi Hadi. Ia mampir ke Posko Pemenangan Hadi Prabowo-Don Murdono (HP-Don) yang berlokasi di eks Hotel Telomoyo, Jalan Gajahmada, Semarang.

Ganjar disambut hangat oleh Hadi. Ia menyampaikan tujuan kedatangannya untuk bersilaturahmi sebagai bagian dari langkah perubahan Jawa Tengah.

"Pak Hadi ini kan senior di Jawa Tengah, setelah sekian tahun matang sebagai sekda, saya harus berkunjung untuk meminta masukan-masukan," kata Ganjar saat dikonfirmasi wartawan.

Setelah Pilgub Jawa Tengah 2013 berlalu, Ganjar mengatakan suasana kondusif harus tetap dijaga. Sedangkan 'ketegangan' selama masa kampanye yang berupa tindakansaling sindir dan sentil, menurutnya itu hal yang sangat lumrah dan wajar. 

"Senggol-senggol sedikit itu wajar karena hanya metode kampanye saja. Tapi setelah itu hubungan harus kembali dibangun, menyatukan langkah untuk Jateng ke depan yang lebih baik," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement