Senin 27 May 2013 18:17 WIB

Perusahaan Belanda Bantu Bangun Pembangkit Eceng Gondok

Seorang petani mengambil eceng gondok. Ilustrasi
Foto: Antarafoto.com
Seorang petani mengambil eceng gondok. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengandeng "Hyacinth Energy BV" perusahaan dari Belanda dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membangun pembangkit listrik (PL) bertenaga enceng gondok di wilayah itu.

Bupati Lamongan Fadeli, Senin (27/5) mengaku, pihaknya telah melakukan tanda tangan kerja sama atau nota kesepakatan bersama tiga instansi itu di "Guest House" Pemkab Lamongan hari ini.

"Pemkab akan maksimal dalam program ini, agar semua tahapan terpenuhi sehingga di akhir tahun 2013 pembangkit listrik enceng gondok ini sudah bisa operasional dan berproduksi," ucapnya.

Dengan beroperasinya pembangkit enceng gondok, Lamongan akan menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki pembangkit listrik dengan bahan baku terbarukan, yakni enceng gondok dan sampah organik.

"Di akhir tahun ini, pembangkit listrik itu kita targetkan sudah bisa operasional dengan produksi listrik 1 mega watt," katanya.

Dikatakannya, enceng gondok selama ini menjadi hama pengganggu yang sulit dicarikan solusinya, dan di kawasan Bengawan Jero Lamongan, mulai hulu hingga hilir ditutupi enceng gondok dengan ukuran yang sangat besar.

"Keberadaan pembangkit energi terbarukan ini juga akan mendapat sokongan dari banyak pihak, seperti PBB yang sudah mengalokasikan dana sebesar 100 miliar dolar Amerika untuk insentif negara berkembang yang mau menurunkan emisi dengan menggunakan energi terbarukan," ujarnya.

Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rahwat Witoelar sebelumnya mengatakan, sangat tertarik dengan rencana pemkab membangun pembangkit listrik dengan bahan baku enceng gondok dan sampah organik.

"Oleh karena itu, saya menjanjikan untuk mengusulkan Lamongan mendapat dana insentif dari PBB terkait mampu menurunkan emisi dengan menggunakan energi terbarukan," ucapnya.

Sementara itu, dalam pembagunan tahap pertama, listrik yang mampu diproduksi akan mencapai 1 mega watt dengan kebutuhan bakan baku enceng gondok dan sampah organik mencapai 60 ton/hari.

Pembangkit listrik bertenaga enceng gondok ini, juga diklaim ramah lingkungan karena menghasilkan limbah padat berupa komposit organik yang bisa menjadi bahan pupuk organik dan limbah cairnya akan dijadikan air minum dalam kemasan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement