REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Meski terpisah ribuan kilometer dari saudara seiman mereka di Inggris, Muslim Australia merasakan ketakutan akan terjadi serangan terhadap masjid dan umat Islam. Karena itu, ulama dan imam masjid di Australia meminta agar umat Islam waspada atas segala kemungkinan.
"Dua pekan setelah tragedi 9/11, masjid diserang. Demikian pula dengan Muslimah berjilbab, mereka diserang secara verbal dan fisik," ungkap Mohammed Abdullah, Peneliti Pusat Studi Islam, Universitas Griffith, seperti dikutip ABC Radio, Selasa (28/5).
Abdullah mengatakan para pemimpin komunitas Muslim telah mendesak umat Islam, khususnya kalangan muda untuk menghindari aksi protes atau adu argumen. "Kami katakan kepada mereka, cobalah bersikap sopan dan tenang ketika ada seseorang mengajak anda bicara," kata dia.
Itu juga berlaku, tambah Abdullah, kepada mereka yang bertanya soal Islam. Jika memang merasa tidak mampu menahan emosi, silahkan laporkan ke polisi.
Menteri Urusan Multikultural Dalam Negeri Australia, Glen Elmes mendesak masyarakat untuk tidak mendiskriminasi Muslim. "Itu hanyalah tindakan dua orang gila bukan agama," kata dia.
Menurut Elmes, Australia adalah negara yang menjunjung tinggi toleransi. Perbedaan pendapat dan keragaman budaya menjadikan Australia memiliki populasi unik.