REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kekerasan di Irak telah menewaskan lebih dari 500 orang sepanjang Mei 2013. Otoritas setempat masih berusaha meredam kerusuhan konflik sektarian.
Utusan PBB untuk Irak meminta pemimpin negara tersebut untuk bertemu dan menyelesaikan krisis politik yang melumpuhkan pemerintahan. Sehingga, pemerintah tidak bisa meredam kekerasan.
Sebanyak 507 orang tewas dan 1.287 orang lainnya terluka membuat Mei menjadi bulan mematikan sejak tahun lalu di Irak. Jumlah total korban tewas mencapai 960 orang selama kurang dari dua bulan.
Sebuah bom meledak di bus di Sadr City pada Senin kemarin di wilayah Syiah, Baghdad utara. Bom menewaskan empat orang dan melukai sedikitnya 14 orang.
Ledakan itu terjadi sehari setelah terjadi gelombang serangan termasuk pemboman di Baghdad, terutama di daerah Syiah. Serangan telah menewaskan 58 orang dan melukai 187 orang.
"Saya mendesak semua pemimpin Irak untuk melakukan segala kemungkinan untuk melindungi warga sipil Irak. Ini adalah tanggungjawab mereka untuk menghentikan pertumpahan darah," ungkap utusan PBB, Martin Kobler dilansir Arabnews.
Menurutnya, politisi bertanggungjawab untuk segera bertindak termasuk dialog untuk menyelesaikan kebuntuan politik. Tidak jalannya pemerintah telah memberi keuntungan teroris.