Rabu 29 May 2013 21:36 WIB

Penertiban Parkir Liar Harus Libatkan Pengelola Gedung

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Parkir liar, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Parkir liar, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parkir liar di badan jalan merupakan salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. Sebab, kendaraan yang parkir di jalan raya tersebut mengambil sebagian badan jalan yang harusnya digunakan pengendara.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan, untuk menertibkan parkir liar tidak cukup dengan melarang orang untuk parkir di sana. Menertibkan parkir liar, juga harus melibatkan pengelola gedung sebagai hulunya. 

Ia mengatakan, baru saja menertibkan parkir liar di depan Mall Ambassador, Jakarta Selatan. Pristono menyebut, seluruh kendaraan yang parkir liar di badan jalan dipaksa masuk ke dalam mall.

Menurut Pristono, pengelola mall seolah menutup mata pada kemacetan yang diakibatkan oleh banyaknya orang yang berkunjung kesana. Padahal, di samping mall tersebut ada tanah kosong yang harusnya bisa disewa pengelola mall sebagai lahan parkir.

"Penertiban parkir dari manajemen estate ini juga penting. Sekarang kita mulai ke arah sana, kita sudah beri peringan," ujar Pristono dalam diskusi 'Penataan Perparkiran Sebagai Intrumen Pengendalian Kemacetan' di Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Pristono kemudian menganalogikan persoalan ini seperti orang yang sedang melakukan pesta pernikahan di rumah. Bila kita sedang menggelar hajatan di rumah, tentu halaman rumah kita tidak akan cukup menampung kendaraan milik tamu-tamu yang datang.

Karenanya, orang biasanya akan memikirkan alternatif tempat parkir lain bagi tamu, seperti di halaman masjid. "Itu juga yang harus dilakukan pengelola mall," katanya menjelaskan.

Pristono bilang, pemerintah akan memberikan sanksi tegas bagi pengelola mall yang membiarkan parkir liar tumbuh subur di sekitarnya. Sanksi tersebut bisa saja dengan ancaman pencabutan izin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement