REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) akan membangun lima tempat rehabilitasi narkoba mulai tahun 2014. Kelima tempat rehabilitasi tersebut akan dibangun di tiap kotamadya dan kabupaten di Jakarta.
Kepala BNN Irjen Anang Iskandar, usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Joko Widodo mengatakan, saat ini ada 490 ribu pengguna narkoba di Jakarta. Angka tersebut, kata Anang, termasuk tinggi. Namun demikian, di Jakarta baru ada satu tempat rehabilitasi yang berlokasi di Duren Sawit, Jakarta Timur. Di lokasi itu pun, kata dia, hanya bisa menampung 1.100 orang saja.
"Di DKI kita baru punya satu di Duren Sawit. Secara fisiknya sudah ada, tapi belum dioperasionalkan, dan sedang disiapkan," jelas Anang di Balai Kota, Jumat (31/5).
Menurut Anang, saat ini para pengguna narkoba di Jakarta baru bisa direhabilitasi di puskesmas-puskesmas yang tersebar di setiap wilayah. Namun demikian, jumlah orang yang bisa direhabilitasi di puskesmas pun tidak banyak, yaitu hanya sekitar 1.000 orang. Oleh karena itu, dia menilai pentingnya membangun tempat rehabilitasi khusus di lima wilayah di Jakarta.
"490 ribu orang ini harus direhabilitasi kalau tidak ingin ada peredaran narkoba di Jakarta," tambahnya.
Sumber pendanaan untuk membangun tempat rehabilitasi itu, kata Anang, berasal dari APBD Jakarta. Namun demikian, ia belum mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
Humas BNN, Sumirat menjelaskan, pengguna narkoba memiliki rentang usia dari 10 hingga 59 tahun. Dengan persentasi paling banyak di lingkungan pekerja sebanyak 70 persen. Sementara, jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi yaitu ganja, sabu, heroin, dan kokain.