REPUBLIKA.CO.ID, ENDE – Wakil Presiden, Boediono meminta perbedaan yang ada di Indonesia dikelola dengan arif dan efektif. Wapres meminjam kata-kata Bung Karno, perbedaan perlu dikelola dengan cara berkeadaban.
Hal tersebut menurutnya sama artinya dengan sikap saling menghormati satu sama lain. Ia mengatakan tindakan kekerasan yang masih terjadi di tanah air bertentangan dengan cara berkeadaban itu.
Kekerasan juga dianggapnya sebagai pengingkaran terhadap amanah kebangsaan yang telah diperjuangkan. “Jika dibiarkan, kekerasan akan menjadi kelaziman dan akhirnya akan menjerumuskan hidup kita semua ke dalam kegelapan,” katanya saat memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, NTT, Sabtu (1/6).
Wapres mengingatkan, tugas mengatasi dan meredam kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua komponen bangsa.
Ssikap saling menghormati akan selalu gagal jika asas-asas Pancasila dimatikan dalam praktik sosial sehari-hari.
“Sebab Pancasila adalah praktek, Pancasila adalah kerja. Pancasila bukan ilham semata-mata. Pada akhirnya, Pancasila akan efektif dalam praktek sosial kita jika dapat diwujudkan dalam pelbagai hukum positif yang mengatur hidup kita bersama," ujarnya.
"Dengan hukum positif itulah suara penyebar kebencian harus ditangkal. Dalam hukum positif itu pulalah provokasi untuk melakukan kekerasan dapat ditangkis,” katanya.
Tahun ini MPR dan pemerintah menggelar peringatan Hari Pancasila di kota tempat nilai-nilai Pancasila dilahirnya yakni Ende, Flores, NTT. Peringatan dilakukan di Lapangan Pancasila, dekat Taman Rendo. Di tempat itulah, Bung Karno menemukan ilham nilai-nilai Pancasila.
Tak hanya peringatan, dalam acara tersebut juga diresmikan dua dari 10 situs bersejarah Bung Karno yang direvitalisasi. Yakni Rumah Pengasingan dan Taman Rendo.