Ahad 02 Jun 2013 10:11 WIB

'Prahara PKS Untungkan Golkar'

Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka dugaan suap impor daging sapi bersiap menjalani pemeriksaan perdana pasca penahanan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Rabu (6/2).
Foto: Antara
Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka dugaan suap impor daging sapi bersiap menjalani pemeriksaan perdana pasca penahanan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Rabu (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKAN BARU -- Pakar politik dari Universitas Andalas, Syaiful Wahab, menilai prahara yang melanda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menguntungkan Partai Golkar.

"Golkar diuntungkan dari dampak prahara PKS sebab dari semua kompetitor partai yang besar yakni Partai Golkar, Partai Demokrat, PDIP, PAN, PBB, PKB, hanya Partai Golkar yang saat ini masih belum digoyang," katanya di Pekanbaru, Ahad (2/6).

Menurut Syaiful, hal ini hampir sama ketika Partai Demokrat digoncang kasus Anas Urbaningrum. Untuk Partai Demokrat, katanya, kasus Anas menjadi demikian marak, karena dia adalah ketua partai dari partai berkuasa. "Akan tetapi, dibandingkan dengan kasus korupsi yang melanda sebagian besar partai yang lahir selama reformasi, Golkar kini justru relatif lebih stabil," katanya.

Golkar kini sedang menjaga citra dan besar kemungkinan masyarakat awam akan berpaling kepada Partai Golkar di Pemilu 2014, meski sebenarnya pimpinan Partai Golkar juga bermasalah dengan kasus lumpur Lapindo. "Apalagi, sebagian besar masyarakat, terutama yang terdidik pasti merasa kecewa, ternyata partai reformasi pun tidak ada bedanya, termasuk PKS sekali pun.

Prahara PKS yang marak diperbincangkan terkait dengan kasus suap impor daging sapi. KPK telah menetapkan lima orang tersangka yaitu Luthfi Hasan Ishaaq (mantan Presiden PKS) dan asistennya Ahmad Fathanah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement