Selasa 04 Jun 2013 06:03 WIB

Kompetensi Masyarakat Jatim Dinilai Rendah

Rep: Andi Ikhbal/ Red: A.Syalaby Ichsan
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: lensaindonesia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Rendahnya tingkat kompentensi masyarakat dianggap sebagai indaktor sulitnya memberantas pengangguran.

Dalam rentang waktu satu tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) hanya mampu menurunkan angka pengangguran sebesar 0,16 persen, atau 114 ribu orang. 

Padahal pertumbuhan ekonominya naik 1,28 persen hingga mencapai 7,27 persen. Jumlah tersebut melebihi angka nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim per Februari lalu, pengangguran jatim sebesar 4 persen dari total penduduk 37 juta jiwa. 

"Namun, itu berkurang dibanding sebelumnya 4,16 persen," kata Gubernur Jatim, Soekarwo saat dikonfirmasi baru-baru ini.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan, Hari Soegiri mengatakan, seharusnya bila pertumbuhan ekonomi naik satu persen, diperkirakan 250 ribu orang tidak lagi menganggur. Apalagi usia produktif yang ditetapkan tergolong tinggi, 15 - 64 tahun atau 74 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.

Satu hal yang diyakini sebagai indikator masalah tersebut adalah rendahnya tingkat kompetensi masyarakat. Dia mengakui, 48,5 persen warga Jatim hanya mengeyam bangku pendidikan SD, sehingga sulit terserap lapangan pekerjaan.

"Solusinya, kami akan meningkatkan keterampilan masyarakat, sehingga ada penyetaraan antara jenjang pendidikan dan keahlian," ujarnya.

Upaya lainnya adalah dengan program transmigrasi. Tahun ini, Pemprov berencana memberangkatkan 1.000 kepala keluarga (KK) ke daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Namun, sebelum dipindahkan, kata Hari, mereka dibekali keterampilan, modal serta lahan, agar dapat berkembang. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement