REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga jengkol di Kota Bekasi naik 100 persen. Jengkol yang biasanya dijual Rp 25 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 50 ribu.
Lauk yang menjadi menu andalan penjual nasi uduk ini mendadak menghilang peredarannya. Dari penglihatan Republika, Selasa (04/6), harga jengkol terbilang cukup tinggi di Pasar Baru Bekasi. Di pasar tradisional yang beralamat di Jalan Haji Juanda ini, harga jengkol mengalahkan nilai jual ayam potong.
Melonjaknya harga jengkol ini, disinyalir diakibatkan kelangkaan jengkol di pasaran. Penggemar jengkol pun dibuat dongkol karena kelangkaan ini.
Penjual jengkol di Pasar Baru Bekasi, Sartini, mengakui, melonjaknya harga jengkol beberapa hari ini lantaran minimnya pasokan di pasaran. Pasar ini biasa menjual jengkol Palembang.
"Masih belum panennya jengkol Palembang ini, mengakibatkan jengkol Kalimantan yang saat ini tersedia di pasaran seperti tidak ada saingan," ujarnya.
Menurut dia, sejak sepekan terakhir ini jengkol yang ada di pasaran merupakan kiriman dari Kalimantan. Sehingga, harganya terus merangkak naik.
"Setiap hari naik per Rp 5 ribu, mulai dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu," ucapnya.
Hal serupa dikatakan Andre, salah satu pedagang jengkol di Pasar Baru Bekasi. Dia mengatakan, tingginya harga jual jengkol ini sudah terjadi sejak sepekan ini. Dia menceritakan, kenaikan harga jengkol ini sudah dimulai semenjak awal 2013.
"Kenaikan harga jengkol sudah mulai terasa. Harga sebelumnya Rp 9 ribu naik perlahan menjadi Rp 15 ribu, kemudian naik kembali pada April 2013 menjadi Rp 20 ribu, hingga sepekan ini mencapai harga Rp 50 ribu per kilogramnya," ujarnya.