REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Saifullah Tamliha mengatakan, premanisme harus ditumpas untuk mengurangi perkelahian antar preman dan kerusuhan. Polisi harus berani menumpas premanisme, Rabu.
Jangan sampai Indonesia, ujar Saifullah, seperti Texas zaman dulu. Semua serba bebas, main hakim sendiri dengan gaya coboy. Polisi, kata Saifullah, selaku aparat keamanan harus menumpas preman yang ada di mana-mana.
Jika polisi merasa perlu bantuan, mereka bisa meminta back up dari TNI. Saat ini, terang Saifullah, banyak preman yang cukup terlatih. Dari pada mereka tenaganya sia-sia untuk membuat yang mereshkan masyarakat lebih baik dilatih untuk membela negara.
"Makanya RUU Komcad perlu segera dibahas di DPR sehingga semua WNI mampu bela diri dan bela negara," katanya menerangkan di Jakarta, Rabu (5/6).
Para preman, ujar Saifullah, bisa dilatih membela negara. Mereka juga didoktrin untuk lebih cinta tanah air agar tidak melakukan perbuatan menyimpang seperti melakukan kekerasan, menjadi penagih hutang, maupun terlibat konflik sengketa lahan.
Namun, Saifullah juga tidak setuju kalau preman diberantas dengan cara-cara petrus (penembakan misterius). Sebab belum tentu nanti yang ditembak adalah preman, siapa tahu orang biasa. "Pemerintah harus membuat parameter preman itu seperti apa ciri-cirinya. Tidak boleh sembarangan memberantas," kata Saifullah.