Jumat 07 Jun 2013 14:41 WIB

Anis Matta: PKS Tetap Menolak Kenaikan BBM

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Anis Matta
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera(PKS) Anis Matta menegaskan bahwa partai politik (parpol) yang dipimpinnya tetap menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang direncanakan pemerintah.

"Sikap partai tetap dengan komitmen awal untuk membela kepentingan rakyat sehingga menentang rencana pemerintah tersebut," katanya di Ambon, Jumat.

Anis berada di Ambon dalam rangka berkampanye untuk Said Assagaff - Zeth Sahuburua (SETIA) yang mengikuti Pilkada Maluku pada 11 Juni 2013.

Ia menyatakan sikap PKS tidak bertujuan menaikkan kepercayaan masyarakat menjelang pemilihan, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden pada 2014.

"Kepentingan rakyat harus diperjuangkan dan ini komitmen PKS untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena dampak terhadap berbagai sektor yang pada akhirnya menyengsarakan masyarakat," ujarnya.

Keputusan menolak kenaikan harga BBM ini pun dengan konsekuensi keluar dari koalisi. "Koalisi itu tujuannya untuk menyejahterakan rakyat melalui kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, sekiranya koalisi ternyata menyengsarakan rakyat, maka PKS harus mengambil sikap mengkritisi," tegas Anis.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Meneral (ESDM), Jero Wacik, mengatakan pemerintah dengan berat hati mengusulkan opsi untuk menaikkan harga BBM menyusul gejolak harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.

Menurut dia, harga BBM sebesar Rp6.000 per liter pernah terjadi pada tahun 2008. "Untuk harga jual eceran premium dan solar akan naik Rp1.500 per liter, dari Rp4.500 menjadi Rp6.000," ujarnya.

Jero menjelaskan bahwa harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Februari lalu telah mencapai 121,75 dolar AS per barel. Nilai itu naik dari Januari yang mencapai 115,91 dolar As.

Auntuk mereka, karena kalau tidak, maka mereka akan pasti 'tenggelam' akibat kemiskinannya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement