REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengunjungi Qatar, Ahad (9/6), untuk berunding dengan para pejabat di negara Teluk itu. Qatar kemungkinan besar menjadi tuan rumah negosiasi perdamaian mendatang antara pemerintah Kabul dan Taliban.
Karzai belum lama ini mendukung usulan agar
Taliban membuka sebuah kantor di Doha, ibu kota Qatar.
Upaya-upaya untuk memulai perundingan perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan sejauh ini selalu gagal. Kelompok gerilya itu menolak berunding dengan Karzai, yang mereka anggap sebagai boneka AS.
Selama kunjungan itu, Karzai bertemu dengan para pejabat Qatar "untuk membahas proses perdamaian Afghanistan dan hubungan bilateral antara kedua negara", kata kantor presiden Afghanistan dalam sebuah pernyataan.
Karzai sebelumnya menentang pembentukan kantor Taliban di Qatar karena khawatir pemerintahnya akan dikecualikan dari perjanjian perdamaian yang melibatkan kelompok garis keras itu dan AS.
Hanya saja perkembangan terbaru, dalam pernyataan yang disiarkan televisi selama kunjungan terakhirnya ke Qatar pada Maret, Karzai mengatakan, sebuah kantor Taliban di Doha bisa membuka jalan bagi "kontak langsung" dan mendorong proses perdamaian.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaannya di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida, Usamah bin Laden.
Usamah dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
sumber : Antara/AFP