Selasa 11 Jun 2013 17:05 WIB

Berbaret Merah, KSAD Doakan Anggota Kopassus Terkait Cebongan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD yang baru menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie yang telah memasuki masa pensiun.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD yang baru menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie yang telah memasuki masa pensiun.

REPUBLIKA.CO.ID, CIJANTUNG -- Jenderal TNI Moeldoko akhirnya mendapatkan penyematan Brevet Komando Kehormatan, yang dilaksanakan di Lapangan Upacara Makopassus, Selasa (11/6).

Acara penyematan tersebut juga dihadiri Pembes Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo, Dankodiklat Letjen TNI Lodowijk Paulus, Kasdam (Kepala Staf Kodam) XVI Pattimura diwakili dengan Brigjen Wilson Simanjuntak, Pangdam IX Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya, Kasdam Jaya Brigjen TNI Agung Risdiyanto dan Asisten KSAD.

Moeldoko mengatakan penyematan ini semakin memotivasi dia, untuk menjalankan kewajiban tugas di Kopassus. "Ini motivasi bagi saya," katanya, dalam pidatonya, Selasa (11/6)

Menurut Moeldoko Brevet adalah lambang kehormatan dan kebanggaan bagi prajurit Kopassus. Brevet bukanlah hal mudah untuk dicapai perlu kemampuan dengan kualifikasi yang khusus. Bahkan, sangat khusus dengan latihan, menantang dan profesional.

Moeldoko mengatakan, Ini adalah penghargaan tertinggi bagi prajurit. Penyematan ini untuk tumbuhkan kecintaan kepada negara, keteladanan, kedisplinan, dan motivasi untuk berbakti terhadap negara. "Untuk laksanakan tugas sebaik-baiknya," katanya.

Moeldoko mengharapkan, kepada seluruh warga 'korps baret merah' agar memertahankan prestasi yang telah dicapai. Sebagai korp kebanggaan rakyat dengan pengabdian. Tidak hanya dalam lingkup nasional tapi internasional.Kebanggan tidak hanya jadi kebanggaan TNI, tapi seluruh rakyat Indonesia.

"Harus dipertahankan prestasinya sesulit apapun," katanya.

Di sela-sela pidatonya, Moeldoko mengajak seluruh warga Kopassus untuk mendoakan rekan-rekannya yang terlibat kasus Cebongan. Menurut Moeldoko, mereka memiliki sika yang tulus mengabdi kepada negara. "Sikap ksatria dengan mengakui kesalahannya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement