REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Perajin sulam Desa Penolih, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengembangkan usahanya dengan membuka kelas privat untuk warga setempat yang ingin belajar menjadi perajin produk itu.
"Saya juga mengajar sulam di beberapa kelas keaksaraan fungsional," kata perajin sulam Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang itu, Purwanti, di Purbalingga, Rabu (12/6). Ia menjelaskan pengembangan kerajinan sulam mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ia mengatakan kerajinan sulam suatu usaha produksi yang tidak banyak orang karena membutuhkan ketekunan dan ketelatenan. "Usaha sulam ini jelas butuh ketekunan dan ketelatenan, karena struktur jahitan tangan yang detail. Mungkin banyak orang yang tidak telaten jika harus menyulam," kata dia.
Ia mengaku menekuni usaha kerajinan sulam sejak era 1990-an dengan dibantu tiga karyawan. Awalnya, kerajinan sulam itu sekadar sambilan karena pekerjaan utama yang dia tekuni berupa konveksi yang diberi nama "Purnama". Oleh karena semakin banyak pesaing di bidang konveksi, dia pun dalam enam bulan terakhir lebih memfokuskan pada kerajinan sulam.
"Usaha konveksi ini, saya mulai dari usaha memperbaiki jahitan pakaian hingga akhirnya meningkat menjadi usaha konveksi kecil-kecilan. Namun sekarang, saya lebih fokus pada kerajinan sulam karena usaha konveksi sudah banyak pesaing," kata dia.
Dia mengaku menerima jahit sulam pita, sulam bantal kursi, dan berbagai kerajinan sulam lainnya. Kendati demikian, dia mengaku kesulitan dalam mengembangkan usaha kerajinan sulam karena mengalami keterbatasan modal. Dia mengharapkan bantuan modal usaha dari pemerintah guna pengembangan usaha kerajinan sulam.