REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, akan bekerja sama dengan India terkait dengan pengelolaan sampah. Sampah tersebut, rencananya akan diubah menjadi energi listrik. Akan tetapi, wacana tersebut sulit terealisasi. Mengingat, stok sampah yang dihasilkan setiap harinya masih di bawah ketentuan.
"Kami sudah membahas rencana ini. Namun, masih sulit terealisasi," ujar Wakil Bupati Purwakarta, Dadan Koswara, Kamis (13/6).
Kendala terbesarnya, Dadan melanjutkan, yaitu jumlah sampah yang terkumpul masih jauh dari ketentuan. Untuk menghasilkan energi listrik, minimalnya membutuhkan 500 ton sampah dalam sehari. Akan tetapi, produksi sampah saat ini baru 90 ton per hari. Jadi, masih jauh dari ketentuan.
Padahal, India sebagai negara yang sedang berkembang, sudah menyanggupi akan mengelola sampah yang ada di TPA Cikolotok, di Kecamatan Pasawahan. Sampah tersebut, akan didaur ulang. Serta menghasilkan energi listrik, yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Dadan menyebutkan, bila produksi sampah sudah mendukupi, bisa saja wacana tersebut akan terealisasi. Mengingat, sampai saat ini pengelolaan sampah di TPA Cikolotok masih sangat sederhana. Yaitu, menggunakan pola landfill atau pengurukan dengan tanah.
Konsep seperti itu, kurang maksimal. Seharusnya, sampah tersebut bisa dikelola dengan baik. Bahkan, menjadi sumber energi terbarukan. Akan tetapi, karena bahan utamanya belum mencukupi, makanya rencana tersebut agak sulit terealisasi.
"Kami berharap, kedepan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah lebih ditingkatkan lagi," ujar Dadan.
Dengan kata lain, buang sampah itu harus pada tempatnya. Supaya, bisa diambil petugas kebersihan, untuk dibuang ke TPA. Saat ini, masih banyak masyarakat yang buang sampah sembarang. Tidak melalui petugas.
Padahal, pemkab sudah menambah jumlah petugas untuk mengangkut sampah rumah tangga dan industri. Namun, tetap saja banyak masyarakat yang buang sampah di halaman belakang lalu dibakar.