REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden terpilih Iran, Hassan Rouhani, bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Revolusi Ayatollah Ali Khamenei. Kantor berita resmi Iran, IRNA, menyatakan Rouhani banyak menerima pedoman dalam memimpin dari Khamenei.
Dalam pertemuan tersebut, Rouhani juga melakukan perundingan dengan Khamenei. Khamenei sendiri berharap Rouhani berhasil pada posisi baru dia sebagai Presiden Iran.
Sebelumnya pria berumur 65 tahun ini pernah menjabat sebagai Juru Bicara Nuklir Iran dan Presiden Pusat Penelitian Strategis Iran. Ia juga menjadi anggota Majelis Ahli dan Dewan Kemanfaatan Iran. Rouhani secara resmi akan menjadi Presiden pada 3 Agustus 2013 setelah diambil sumpah dan menerima surat pertanggungjawaban dari Khamenei.
Kehadiran Rouhani pun mendorong semangat dan harapan baru warga dunia. Tak tanggung-tanggung, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menyambut dengan hangat kemenangan Rouhani. Ban pun berharap pria yang ikut dalam demonstrasi besar 2009 yang disebut Gerakan Hijau ini ini mampu mensejahterakan rakyat Iran di masa depan.
Menteri Luar Negeri John Kerry memuji rakyat Iran yang berupaya menyelamatkan masa depan negara mereka. Hal ini menurut Kerry terlihat dari janji kampanye Rouhani yang akan memperluas kebebasan bagi warganya. Ia menambahkan dalam beberapa bulan ke depan, Rouhani memiliki kesempatan untuk menepati janji dia. ''Kami bersama dengan negara lain siap untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Iran,'' tutur dia.
Kepala staf presiden Obama, Denis McDonough, dikutip dari New York Times, mengatakan rasa optimisme presiden dan rakyat AS datang bersamaan dengan kemenangan Rouhani. Ketika diwawancarai radio CBS, dia menyatakan kemenangan Rouhani bisa menjadi pertanda baik dalam perundingan nuklir. Ia, menurut McDonough, bisa menjadi mitra terbaik dalam penyelesaian nuklir.