REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Di depan ratusan jamaah masjid Baiturrahman Denpasar, Bali, Sabtu (22/6), Ketua Dewan Mesjid Indonesia, M Jusuf Kalla, mengajak umat Islam di Bali bersikap toleran terhadap penganut agama lain, terutama warga Hindu yang mayoritas di daerah wisata tersebut.
"Kalau Shubuh, sound system untuk adzan dan mengaji tidak usah keras, karena tidak semua orang di sekitar mesjid ini, bangun shalat Shubuh. Ada banyak penganut agama lain. Jangan sampai mengganggu tidur dan istirahat mereka," kata JK.
JK meminta umat Islam di Bali mencontoh kaum Muslimin di tanah suci Makkah. ''Mereka angsung adzan saja kalau Shubuh tidak pakai mengaji. Karena memang juga tidak ada hadisnya seperti itu,'' ungkap JK.
"Itulah saya maksud silaturrahmi atau toleransi umat beragama" kata JK.
Menurut JK, masjid itu tempat yang syahdu. Tempat orang menunaikan ibadah dan menciptakan ketenangan hati. Begitulah kondisi yang harus dilalui umat islam di Bali.
Karena itu, kata JK, umat Muslim Bali harus saling memahami. Sebab, kata dia, dengan cara itulah toleransi beragama dapat dibangun.
Di Bali terdapat, 275 ribu penganut agama Islamn dari total 850 ribu penduduk. Total mesjid dan mushalh khususnya di Denpasar sebanyak 19 mesjid.
JK berkunjung ke Denpasar untuk meninjau pembangunan Mesjid Baiturrahman Denpasar.
Menurut Ketua DMI Denpasar, Bambang Santoso, imbauan Ketua DMI Pusat, M Jusuf Kalla sangat bermanfaat bagi umat Islam di Bali dan juga bagi umat lain.
"Beliau betul-betul memberi solusi untuk menegakkan toleransi beragama di daerah ini."