REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Pelajar di Kota Solo gagal mendapatkan fasilitas transportasi ke sekolah. Janji, Pemerintah Kota Solo mengadakan fasilitas bus sekolah untuk melayani siswa SLTP dan SLTA kandas ditengah jalan.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo), selaku /leading sector/ dari rencana ini, telah melakukan penghitungan biaya operasional. Ternyata biayanya tinggi apalagi, setelah kenaikkan harga BBM.''Sehingga untuk sementara Dishubkominfo menangguhkan rencana ini,'' tutur Sri Indarjo, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Sri Indarjo Selasa (25/6).
Menurut Sri Indarjo, operasional bus sekolah memakan anggaran cukup besar. Dan, jika dibebankan pada APBD Kota tidak mampu mencukupinya. Indarjo menuturkan, saat ini tengah fokus dalam pengembangan Batik Trans Solo (BST) sebagai moda transportasi massal.
Jadi, saat ini Dishubkominfo belum mengarah pada penyediaan bus sekolah. ''Kalau wacana seperti itu belum kami bayangkan, dan anggarannya sangat besar tidak dibebankan pada APBD Kota,'' kata Sri Indarjo tanpa merincu detail besaran angka yang dibutuhkan.
Sri Indarjo khawatir, jika bus sekolah dipaksakan, beroperasi nantinya akan tumpang-tindih dengan angkutan umum lain yang sudah permanen. Selain itu, angkutan umum yang beroperasional di Kota Solo sudah cukup menampung jumlah siswa sekolah. Apalagi, kebanyakan siswa SMTA berkendaraan sepeda motor.