Kamis 27 Jun 2013 15:10 WIB

Selandia Baru Tinjau Ulang Aturan Susu Formula

Red: Nidia Zuraya
Susu Formula (ilustrasi)
Foto: AP
Susu Formula (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru mengumumkan meninjau ulang secara luas peraturan produk susu formula di negeri itu dengan maksud melindungi nama baik seiring dengan peningkatan permintaan atas produk tersebut di Cina.

Menteri Keamanan Pangan, Nikki Kaye mengatakan peninjauan itu merupakan langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan atas komoditas ekspor yang sekarang menghasilkan pendapatan 470 juta dolar AS setiap tahun di Selandia Baru dengan sepertiga sasaran pasar ke Cina. "Jaminan ekspor sangat penting untuk susu formula bagi bayi, dimana konsumen sangat peduli akan keamanan pangan, kualitas dan kejujuran," kata Kaye dalam pernyataan resmi, Kamis (27/6) waktu setempat.

Dewan Nutrisi Bayi, suatu lembaga industri sebelumnya pada awal bulan ini memperingatkan perusahaan 'tidak berpengalaman' yang mempertaruhkan merek Selandia Baru dengan membuat kesalahan pemasaran, menyambut baik langkah tersebut. "Untuk kepercayaan konsumen mengenai keamanan produk dan reputasi Selandia Baru, mereka harus peduli terhadap aturan yang ketat yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk memproduksi dan memasarkan produk tersebut," paparnya.

Pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di Cina telah mendorong peningkatan kebutuhan susu formula bagi bayi, sementara banyak orangtua mencurigai produk dalam negeri setelah terjadi serangkaian skandal produk makanan. Pada peristiwa tahun 2008 terdapat enam bayi meninggal dan 300 ribu lainnya jatuh sakit setelah meminum susu yang tercemar dengan bahan kimia industri, melamin.

Selandia Baru adalah penghasil dan eksportir produk susu terbesar di dunia dan dikenal menghasilkan susu formula yang bersih dan ramah lingkungan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

(QS. Al-Baqarah ayat 222)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement