REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Masih ada beberapa kendala dari penerapan tarif progresif untuk commuterline dan tiket elektronik kereta. Misalnya seperti yang terjadi di dua stasiun di wilayah Depok, Jawa Barat yang kekurangan kartu multitrip.
Kepala Stasiun Depok Baru Didin Wahyudin mengatakan, kartu multitrip sudah habis sejak pagi. "Hanya sekitar dua jam saja, tadi 1.500 kartu multitrip langsung habis," kata Didin kepada Republika di Stasiun Depok Baru, Senin (1/7).
Sehingga, penumpang yang hendak membeli tiket di siang hari tidak bisa terlayani. Menurutnya, PT KCJ memastikan akan selalu menyuplai ketersedian kartu multitrip di setiap stasiun. Namun, untuk di Stasiun Depok Baru belum diketahui pasti, berapa jumlah kartu yang dipasok. "Mengenai berapa-berapa jumlah kartu multitrip di hari ini, saya tidak tahu. Tetapi, kami bisa menginformasikan ke pusat jika habis," ucapnya.
Ia memperkirakan, habisnya kartu itu lantaran banyak penumpang yang ingin terhindar dari antrean panjang pembelian single trip di loket. Meski pun ia menilai hal itu tak masalah, karena stok kartu bisa diambil dari masing-masing gerbang. "Untuk setiap harinya penumpang yang berangkat dari sini, sekitar 17-20 ribu, single trip //enggak// ada masalah," kata dia.
Stasiun Universitas Indonesia (UI) mengalami hal serupa. Kepala Stasiun UI Akyadi mengatakan, di stasiun tempatnya bekerja pun sangat kekurangan stok kartu multitrip. "Tadi sejak loket kami buka pukul 04.30 WIB, 07.30 WIB saja sudah habis 500 kartu," ujarnya.
Namun, ia melihat terbatasnya ketersediaan kartu sebagai hal yang wajar. Sebab, pengenalan dan penggunaan kartu KRL berbagai tujuan itu baru berlangsung. Penumpang di lapangan masih banyak yang belum memahami teknis penggunaan kartu tersebut.