REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sumber-sumber militer Mesir mengatakan angkatan bersenjata tengah menyusun rencana politik untuk membatalkan konstitusi, membubarkan parlemen, dan membentuk sebuah dewan interim yang dipimimpin Ketua Mahkamah Agung jika pihak-pihak dalam konflik tidak menyelesaikan permasalahan.
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) memberi tenggat waktu kepada Presiden Muhammad Mursi dan oposisi hingga Rabu untuk mencapai solusi konflik. Sumber mengatakan SCAF masih berunding lebih detail untuk menyelesaikan krisis politik yang dibawa jutaan demonstran.
Tentara akan membuat dewan interim untuk mengambil pengaruh. Mereka akan terdiri dari sebagian besar warga sipil dari perbagai latar belakang politik. Namun, tentara tidak merinci bagaimana rencana mereka berurusan dengan presiden jika dia menolak mundur.
Dilaporkan Al-Arabiya, sumber mengatakan rencana tersebut dapat diubah tergantung perkembangan politik dan diskusi. Jenderal Abdel Fattah al-Sissi dalam pernyataannya yang disiarkan langsung di televisi negara, mengatakan Mursi dan oposisi memiliki waktu 48 jam untuk menyetujui pembagian kekuasaan. dia memperingatkan tentara akan mengimplementasikan jalannya sendiri bagi Mesir.
Presiden menolak ultimatum tersebut. Sementara oposisi menolak berbicara dengan Mursi.