REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sekitar 90 persen rumah di tiga desa Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, rusak parah atau roboh akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7).
Suroto, koordinator Relawan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (3/7) malam menyatakan, dari pencatatan dan pemantauan langsung di tiga desa terpencil itu, hampir 90 persen rumah warga rusak parah, sehingga tidak bisa ditempati lagi.
Para relawan Senkom Mitra Polri bersama Suroto melihat langsung kondisi tiga desa tersebut, yakni Desa Kebah, Desa Berawang, dan Desa Rampa. Dari pengamatan di tiga desa yang berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah itu, kondisinya sangat memprihatinkan. Ratusan warga tiga desa tersebut terpaksa membangun tenda darurat untuk berteduh dan bermalam.
Menurut Suroto, pemerintah hendaknya segera menyuplai tenda yang sesuai dengan standar karena kondisi cuaca di daerah itu sangat dingan pada malam hari. "Untuk menjaga kesehatan warga, maka pemerintah perlu menyuplai tenda dalam jumlah besar untuk tempat tinggal dan tidur sementara. Kalau di alam terbuka kasihan, terutama anak-anak dan orang tua," katanya.
Suroto menyatakan, sejak tadi malam, korban gempa tidur di depan rumah mereka dengan tenda atau atap seadanya. Disebutkan, dari pantauan di beberapa lokasi, masih banyak dibutuhkan tenda. Untuk itu, pemerintah segera mengirimnya, selain bantuan makanan.
Dari hasil pendataan sementara, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan di Bener Meriah dan Aceh Tengah sebanyak 1.726 unit yang terdiri dari 1.475 unit rusak parah dan 321 unit rusak ringan. Sarana lainnya, masjid dan meunasah 17 unit, puskesmas 4 unit, dan satu jembatan layang.