Jumat 05 Jul 2013 10:39 WIB

Kevin Rudd - SBY Bahas Ternak Sapi

Red:
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri

JAKARTA -- Perdana Menteri Australia Kevin Rudd tiba di Jakarta untuk pembicaraan tahunan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sumber ABC menyebutkan, kedua pemimpin akan mengumumkan proyek teknologi genetika Australia untuk membantu Indonesia mengembangkan ternak sapi.

Ini adalah kunjungan kelima Rudd ke Indonesia dan lawatan pertamanya ke luar negeri sejak ia kembali memegang pimpinan Partai Buruh.

Indonesia saat ini tidak termasuk 10 mitra dagang utama Australia, tapi Rudd mengatakan, ia ingin menjadikan Indonesia mitra dagang Australia.

Jika terpilih kembali, ia berjanji akan memimpin delegasi 100 pengusaha terkemuka Australia ke Indonesia sebelum akhir tahun.

Setelah mendarat di Jakarta, Rudd berbicara tentang pentingnya hubungan bisnis dengan Indonesia. "Kita harus membina hubungan perdagangan dan investasi yang jauh lebih kuat," katanya.

Perdana Menteri Rudd makan malam bersama dengan Presiden SBY Kamis (4/7) dan keduanya akan mengadakan pembicaraan bilateral hari ini.

ABC mendapat informasi, kedua pemimpin akan mengumumkan sebuah proyek, dimana teknologi genetika Australia akan membantu Indonesia mengembangkan ternak sapi.

Pertemuan tingkat tinggi mereka juga diperkirakan akan mencakup pembahasan mengenai hubungan keamanan dan bagaimana mengurangi jumlah pencari suaka yang berangkat dari Indonesia dengan kapal ke Australia.

Sebelum berangkat ke Indonesia, Rudd mengatakan, ia tidak mengharapkan akan mengeluarkan pengumuman kebijakan mengenai pencari suaka segera setelah ia kembali.

Kunjungan Rudd ke Indonesia akan berlangsung selama 24 jam.

Tidak manusiawi

Sementara itu penasehat senior di kantor wakil presiden, Dewi Fortuna Anwar, mengatakan, usul koalisi oposisi Australia untuk mengirim kembali kapal-kapal pencari suaka yang masuk ke wilayah Australia ke arah wilayah Indonesia adalah tidak manusiawi.

Berbicara pada program talk show Q&A ABC, Dewi Fortuna mengatakan, baik Indonesia maupun Australia mempunyai tanggungjawab berusaha mengurangi bahaya yang dihadapi pencari suaka di laut.

Menurutnya, mengirim kembali kapal pencari suaka ke Indonesia akan membuat kedua negara kelihatan tidak manusiawi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement