REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Zainud Tauhid Saadi menilai, saat ini, para elit politik masih memaknai politik hanya sekadar untuk mencari kekuasaan semata. Hal tersebut, lanjutnya, terlihat dari usaha pelanggengan kekuasaan oleh sejumlah elit politik.
"Itu bisa dilihat seorang yang baru terpilih jadi kepala daerah dan dia sudah terpikir untuk terpilih yang kedua kali. Ketika sudah dua kali dia berpikir keluarganya agar melanggengkan kekuasaan. Mengabaikan etika dan norma politik yang harusnya dikedepankan," kata Zainud dalam diskusi bertajuk 'Budaya Politik dan Pengaruhnya di Masyarakat' di Gedung MPR, Jakarta, Senin (23/3).
Selain itu, Zainud menambahkan, kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini lebih mengedepankan politik simbolik. Ia menyebutkan, berbagai kisruh politik seperti KPK-Polri, KIH-KMP, Ahok-DPRD didistorsi dengan permainan politik yang mengaburkan substansi dari persoalan yang sebenarnya.
"Ini adalah politik yang simbolik sehingga arogansi politik mengambangkan substansi persoalan. Rakyat disuguhi perdebatan yang provokatif yang justru mengaburkan persoalan susungguhnya," ujarnya.
Dunia perpolitikan Indonesia pun, lanjutnya, juga dipenuhi dengan politik sandera. Elit politik yang sebagian besar terlibat masalah, kata Zainud, menjadikan mereka tidak leluasa layaknya disandera.
"Permasalahaan itu jadi semacam sandera. Problem yang ada kemudian diselesaikan dengan tukar menukar sandera," ujar politikus PPP itu.