Thursday, 21 Sya'ban 1446 / 20 February 2025

Thursday, 21 Sya'ban 1446 / 20 February 2025

Pesantren Harus Bentengi Masyarakat dari Paham Radikal

Kamis 02 Apr 2015 19:07 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

 Para santri berjabat tangan dengan Wakil Ketua MPR Mahyudin saat memberikan tausiyah kebangsaan di acara haul pendiri Pondok Pesantren Al Wathoniyah Putra Klender di Jakarta Timur, Jum'at (20/3).  (foto : MgROL_37)

Para santri berjabat tangan dengan Wakil Ketua MPR Mahyudin saat memberikan tausiyah kebangsaan di acara haul pendiri Pondok Pesantren Al Wathoniyah Putra Klender di Jakarta Timur, Jum'at (20/3). (foto : MgROL_37)

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Santri dan pesantren begitu berperan dalam pembangunan bangsa. Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan dulu santri, kiai serta pesantren merupakan golongan yang sangat berjasa bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

 

"Kiai adalah tokoh tokoh pejuang kemerdekaan dalam melawan penjajahan Belanda," ujar dia saat melakukan sosialisasi dan seminar kebangsaan di Pondok Pesantren Miftahul' Ulum, Dusun Jatingnglasem, Desa Pablengan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (2/4).

 

Dia berharap pesantren dan santri harus membantu tugas pemerintah dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa lewat pendidikan. "Tanpa pesantren, pemerintah akan kesulitan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa lewat pendidikan," paparnya.

 

Saat ini banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya pesantren. Pesantren diakui mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan pendidikan umum. Sayangnya, kata dia, menurut Mahyudin pemerintah kurang optimal dalam mengembangkan pendidikan pesantren. Apabila pesantren di-create tentu hasilnya akan lebih bagus dan berdaya guna.

 

Pada kesempatan itu, Mahyudin mengharap agar pesantren bisa menjadi benteng masyarakat dalam membendung pengaruh radikalisme. "Pesantren harus mampu membendung ISIS," tegasnya.

 

Untuk membendung paham radikal maka MPR memasyarakatkan Pancasila. Ditegaskan Pancasila tak hanya disosialisaikan namun juga harus dihayati dan diamalkan. "Saya didatangi para guru dan mereka ingin Pancasila dijadikan mata pelajaran di sekolah," ujarnya.

 

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler