REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota MPR Aboe Bakar Alhabsy mengkhawatirkan terjadinya konflik sosial dalam Pilkada serentak yang akan diselenggarakan Desember mendatang.
Aboe mengatakan, kekhawatiran tersebut muncul karena berkaca dari pengalaman, konflik sosial selalu terjadi dalam setiap kontestasi Pilkada.
"Biasanya potensi konflik semakin tinggi ketika calon yang bertanding hanya ada dua pasang. Akibatnya, gesekan antar tim di lapangan semakin keras. Karenanya saya selalu minta Polri untuk mempersiapkan diri," kata Aboe dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (13/5).
Aboe mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya konflik, pemahaman terhadap empat pilar menjadi hal yang sangat penting.
Empat pilar tersebut, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan pemahaman yang baik, lanjutnya, kerukunan di masyarakat akan terus terjaga.
"Kejadian konflik sosial, seperti perkelahian antar kelompok atau tawuran antar desa sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal ini bisa dicapai bila ada tenggang rasa antar masyarakat. Di sinilah perlunya pemahaman yang baik tentang empat pilar berbangsa dan bernegara, sehingga tidak perlu ada keributan," jelasnya.
Selain itu, Wakil Sekjen PKS yang juga anggota Komisi III DPR itu mengatakan, untuk mengatasi persoalan konflik Pilkada, masyarakat perlu kembali memahami fungsi dasar dari Pilkada itu sendiri.
"Pilkada itu merupakan bagian dari suksesi kepemimpinan, bukan perebutan kekuasaan. Aturannya sudah jelas dalam peraturan perundangan-undangan. Jadi, silakan saha pilih pemimpin yang paling bijak sesuai hati nurani, tak perlu berebut dan merebut," kata Aboe.