REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Agama sangat kaya akan sumber inspirasi. Sayangnya, Anggota Fraksi PKS MPR Mohamad Sohibul Iman mengatakan agama belum digunakan untuk membangun peradaban. Sohibul menyatakan hal itu di depan sekitar 300 peserta seminar nasional yang diselenggarakan Fraksi PKS bekerjama dengan MUI Kota Depok, Jumat (10/7).
Sebagai salah seorang narasumber dalam seminar bertajuk: Peran Masyarakat Agama dalam Menjaga Kebhinnekaan dan Kedaulatan NKRI, Sohibul mengawali ceritanya ketika dia kedatangan tamu Wakil Dubes Jepang di kantornya beberapa waktu silam. Waktu itu, kala Sohibul, Wakil Dubes Jepang mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya. "Apa yang Anda gambarkan, Anda cita-citakan dengan Indonesia di masa akan datang?, begitu pertanyaannya.
Mendapat pertanyaan itu, Sohibul menjawab: "Saya ingin melihat Indonesia seperti negara Anda, tapi Indonesia yang beragama, Indonesia yang religius."
Wakil dubes itu kaget, dia tidak percaya kalau peradaban dan religius bisa digabung. Di Jepang, kata dia, peradabannya sangat luar biasa. Namun masyarakatnya tidak beragama. Karena tak beragama, kasus bunuh diri tiap tahunnya mencapai 20.000 orang. Penyebabnya kadang sepele. Menurut Sohibul, ada kasus bunuh karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Jadi, harga dirinya sangat tinggi.
Maka, menurut Sohibul, jika bangsa Indonesia yakin agama sebagai sumber dalam membangun akhlak maka akan menghilangkan keraguan Wakil Dubes Jepang itu. "Dan, yang paling penting, ada tiga hal yang harus kita miliki, yaitu: rasa untuk memiliki, rasa kebersamaan, dan saling percaya di antara kita. Jangan sampai berbeda agama, berbeda etnik, membuat kita tidak bersatu," ujar politi PKS ini.