Saturday, 19 Jumadil Akhir 1446 / 21 December 2024

Saturday, 19 Jumadil Akhir 1446 / 21 December 2024

MPR Ingatkan Soal Etika Berbangsa di Sidang Paripurna

Jumat 14 Aug 2015 10:21 WIB

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dwi Murdaningsih

Sidang paripurna MPR, Jumat (14/8).

Sidang paripurna MPR, Jumat (14/8).

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menilai untuk mewujudkan janji kebangsaan, perlu mengimplementasikan sistem yang dibangun dengan baik. Menurut Zulkifli, hal itu dapat dilakukan dengan mengembalikan semangat pada jati diri bagsa dengan memerkokoh etika kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu sesuai dengan Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001.

Indonesia, kata dia, sudah memiliki panduan etika yang sarat dengan nilai luhur dan sesuai dengan jati diri  bangsa. Antara lain, etika sosial dan budaya yang penting untuk kembali ditumbuhkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal. Kedua, etika politik dan Pemerintahan diperlukan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis bercirikan keterbukaan, tanggap aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.

“Etika ekonomi dan bisnis diharapkan dapat mencegah terjadinya praktek monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah pada perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan,” kata Zulkifli di kompleks parlemen Senayan, Jumat (14/8).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menambahkan, masih ada etika penegakan hukum yang berkeadilan meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara dihadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya. Selanjutnya, etika keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji, dan komitmen diri untuk mencapai hasil yang terbaik.

“Terakhir, etika lingkungan yang menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan,” kata Zulkifli.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler