Sabtu 07 Nov 2015 23:12 WIB

Tembang Empat Pilar MPR Dalam Wayang Kulit

Pertunjukan wayang kulit 'Baladewa' sebagai salah satu metode sosialisasi empat pilar.
Foto: MPR
Pertunjukan wayang kulit 'Baladewa' sebagai salah satu metode sosialisasi empat pilar.

REPUBLIKA.CO.ID, SLAHUNG -- Meski gerimis membasahi Desa Broto, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, namun hal itu tidak mengurangi minat masyarakat untuk berduyun-duyun menuju lapangan desa.

Di lapangan desa Sabtu (7/11) malam, itu digelar pertunjukkan wayang kulit semalam penuh. Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Fajar Apriyanto dengan lakon Wahyu Cakraningrat itu diadakan dalam rangka untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sebelum pertunjukkan dimulai dalam sambutan Kabiro Humas Setjen MPR Maruf Cahyono mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar. Di lain daerah menurut Maruf disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.

Bagi Maruf sosialisasi merupakan sesuatu yang penting sehingga perlu disosialisasikan hingga masyarakat desa. Dikatakan bahwa 4 Pilar harus diamalkan dalam kehidupan keseharian.

Pagelaran wayang bukan sekadar tontonan namun juga harus menjadi tuntunan. Tuntunan untuk menginternalisasikan Empat Pilar. Empat Pilar, ia menambahkan, tak hanya dipahami namun juga harus diaktualisasikan dalam keseharian.

"Mari kita saksikan pagelaran wayang kulit ini dan mari kita terus jaga dan laksanakan nilai-nilai luhur bangsa," kata  Maruf.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement